cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota gorontalo,
Gorontalo
INDONESIA
Jurnal Technopreneur (JTech)
Published by Politeknik Gorontalo
ISSN : 22524002     EISSN : 2548558x     DOI : -
Jurnal Technopreneur (Technology & Entrepreneur) adalah jurnal ilmiah tentang hasil-hasil penelitian dan pengetahuan sistematis tentang rekayasa dan teknologi, dalam bidang teknologi pertanian dan teknik mesin, Teknik Informatika dan Teknologi Hasil Pertanian. Terbit pertama kali tahun 2012 dengan terbitan 2 kali setahun pada bulan Mei dan bulan November.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 6 No 2 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)" : 12 Documents clear
Ekstraksi Ciri Spora Patogen Citra Penyakit Pada Tanaman Jagung Berbasis Tekstur Derajat Keabuan Menggunakan Gray Level Co-occurence Matrix frangky tupamahu; Mohamad Lihawa; Zulzain Ilahude
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 6 No 2 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.173 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v6i2.212

Abstract

Tanaman yang terinfeksi hama dan penyakit berdasarkan hasil pengamatan dilapangan menunjukan perubahan-perubahan yang nampak terlihat terjadi. Akan tetapi agar proses pengenalan lebih tepat oleh ahli pertanian diambil bagian yang terinfeksi penyakit tersebut yang diletakan pada media posulat Koch untuk dilakukan uji materil di laboratorium untuk dilakukan identifikasi secara visual dibawah mikroskop dan kemudian dilakukan pencocokan berdasarkan referensi ciri-ciri jamur dari pustaka yang digunakan oleh tenaga laboran di laboratorium adapun prosedur identifikasi tersebut yang digunakan kurang efektif dikarenakan dalam proses uji laboratorium untuk menentukan jenis spora pathogen pada tanaman jagung dilakukan beberapa tahapan yang membutuhkan waktu yang lebih lama Penelitian ini bertujuan untuk melakukan ektraksi citra suatu spora pathogen penyakit pada tanaman jagung yaitu penyakit hawar,bercak dan karat pada daun tanaman jagung sehingga diperoleh ciri-ciri berdasarkan visual digital. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan ekstraksi fitur Grey Level Co-Occurance Matriks (GLCM) diperoleh hasil untuk spora pathogen penyakit pada tanaman jagung untuk hawar,bercak dan karat daun dari tabel 1 ditunjukan bahwa diperoleh nilai maksimal suatu intensitas maksimal yang sama untuk ketiga penyakit. Untuk nilai kromatis maksimal 0.9 pada penyakit hawar fitur entropi,bercak fitur IDM, dan terakhir pada fitur ASM penyakit hawar dan Karat. Sedangkan untuk nilai intensitas minimal terendah 0.1 adalah pada penyakit karat fitur entropi dan IDM.
KARAKTERISTIK MI SAGU (Metroxylon sagu) KERING DENGAN PENAMBAHAN SARI KUNYIT (Curcuma domestica) SEBAGAI PEWARNA ALAMI Adnan Engelen; Nurhafnita Nurhafnita
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 6 No 2 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.09 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v6i2.194

Abstract

Sagu merupakan salah satu komoditi pangan Indonesia yang dapat diandalkan untuk mengurangi kebergantungan terhadap gandum sebagai bahan baku impor. Salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi sagu adalah dengan pemanfaatan sagu. Salah satu olahan sagu adalah mi sagu. Mi sagu dibuat dari bahan pati sagu. Mi sagu yang diproduksi di masyarakat masih memiliki warna yang gelap, sehingga perlu pengembangan mi sagu agar memiliki nilai mutu fisik yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kunyit sebagai pewarna alami pada pembuatan mi sagu. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Gorontalo. Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan; 1) penentuan konsentrasi perbandingan antara pati sagu tergelatinisasi (binder) dan pati sagu, 2) penentuan konsentrasi ekstrak kunyit, dan 3). Pengeringan mi sagu. Parameter yang akan diuji adalah analisis kadar air mi sagu, analisis cooking loss, analisis warna, analisis kekerasan dan kelengketan. Konsentrasi perbandingan binder dan pati sagu adalah 20% binder dari berat pati (200g) berbanding 150 mL air. Konsentrasi perbandingan terbaik antara kunyit dengan air yang digunakan adalah 1,5 g kunyit berbanding 15 mL air. Pengeringan mi sagu yang digunakan adalah suhu 100°C dengan lama pengeringan 120 menit. Adapun parameter yang didapatkana adalah nilai kadar air 13, 86%, cooking loss 29,83%, kekerasan 310,46 gf, kelengketan -27,56 gf dan nilai derajat hue 83,64.
PENGELOMPOKKAN KUALITAS DAGING IKAN TUNA DENGAN K-MEANS BERBASIS HISTOGRAM DERAJAT KEABUAN Roys Pakaya; Salman Suleman
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 6 No 2 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.292 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v6i2.207

Abstract

Potensi perikanan dan kelautan Gorontalo yang paling menonjol adalah ikan tuna yang merupakan hasil tangkapan nelayan. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) melakukan berbagai terobosan sehingga nelayan khususnya yang menangkap ikan tuna bisa sejahtera dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hasil perikanan. Kualitas ikan tuna tangkapan nelayan Gorontalo memiliki kualitas dan mutu yang bagus, hal ini terlihat oleh banyaknya permintaan dari daerah tetangga. Saat ini produksi tuna hasil tangkapan nelayan di Gorontalo dikirim ke sejumlah daerah seperti Makassar, Surabaya, Jakarta, dan Bali. selanjutnya ikan tuna ini diekspor keluar negeri, hal ini disebabkan seringnya terjadi perbedaan dalam mengelompokan kualitas daging ikan tuna. Dalam mengetahui mutu dan kualitas hasil perikanan, khusunya ikan tuna dapat dilihat secara langsung. Tahapan ini dilakukan oleh seorang ahli (checker) dengan melakukan pembedahan pada ikan tuna. Ikan tuna akan dibedah menjadi empat bagian daging yaitu daging sisi kiri dan kanan. Namun dalam pengelompokkan mutu dan kualitas daging ikan tuna dengan menggunakan cara ini sering terjadi banyak kesalahan. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode clustering K-Means berbasis histogram derajat keabuan untuk menyelesaikan masalah dalam pengelompokan kualitas daging ikan tuna. Hasil clustring terbaik diperoleh 3 kelompok kualitas daging ikan tuna yaitu Cluster A, Cluster B, Cluster C.
KARAKTERISTIK ANTOSIANIN DAN TINGKAT PENERIMAAN MINUMAN FUNGSIONAL SIRUP UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas L. Poir) DENGAN VARIASI LAMA PEMANASAN YANG BERBEDA Satria Wati Pade
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 6 No 2 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.918 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v6i2.197

Abstract

Ubi jalar ungu merupakan salah satu jenis ubi yang banyak ditemui di Indonesia selain berwarna putih, kuning dan merah (Lingga, 1995). Ubi jalar ungu merupakan salah satu komoditas pangan yang mempunyai keunggulan sifat fungsional, karena bebagai komponen yang terkandung didalamnya mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu. Ubi ini mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh seperti kalsium, zat besi,vit A maupun C. Selain itu, ubi jalar ungu banyak mengandung zat warna terutama pigmen antosianin (Herawati dan widowati, 2009). Pengolahan ubi jalar ungu biasanya hanya dilakukan secara sederhana, yaitu sebagian besar masyarakat memanfaatkannya dengan cara dikukus atau direbus, digoreng, diolah menjadi kolak dan keripik. Untuk meningkatkan citra perlu dilakukan terobosan teknologi pengolahan pangan, maupun menggali dan mensosialisasikan keunggulan mutu gizi serta sifat fungsionalnya dari ubi jalar tersebut (Hernani dan Raharjo, 2005). Salah satu olahan ubi jalar ungu yang cukup potensial yaitu mengolah ubi jalar ungu menjadi sirup sehingga lebih praktis, mudah dikonsumsi dan mengandung antioksidan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Stabilitas kimiawi antosianin sebagai pewarna alami sekaligus berfungsi sebagai antioksidan pada ubi jalar ungu dipengaruhi oleh suhu pemanasan (Wulandari dan Suhartatik, 2013). Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas tiga perlakuan lama pemanasan yaitu perlakuan A= 5 menit, perlakuan B= 10 menit, perlakuan C= 15 menit, masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Variable yang diamati meliputi: Uji organoleptik, warna, viskositas, total padatan terlarut,vitamin C dan antosianin. Hasil penelitian menunjukkan hasil uji organoleptik rata-rata termasuk dalam kategori netral sampai suka, warna ungu cerah, viskositas 165,6 mPa.s, total padatan terlarut 59,83%, vitamin C 10,62% dan kadar antosianin 63,54%
Analisis dan Desain Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Dosen Pembimbing Tugas Akhir Menggunakan Metode AHP Weda Adistianaya Dewa; Linda Suvi Rahmawati
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 6 No 2 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.638 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v6i2.208

Abstract

Dalam penentuan dosen pembimbing tugas akhir dalam pengambilan keputusan oleh program studi di STMIK PPKIA Pradnya Paramita terdapat beberapa faktor yang menjadi penilaian. Penilaian ini berdasarkan 5 kriteria yakni tingkat pendidikan, road map penelitian dosen, latar belakang, bidang minat, dan jabatan fungsional. Demi efisiensi dan efektifitas program studi maka pengambilan keputusan yang tepat sangat diperlukan. Penelitian tersebut digunakan untuk membangun sebuah sistem pengambilan keputusan yang mempunyai kemampuan menganalisa penentuan dosen pembimbing tugas akhir dengan menggunakan metode AHP, dimana masing-masing kriteria dalam hal ini faktor-faktor penilaian dan alternatif dosen pembimbing dibandingkan satu dengan yang lainnya sehingga memberikan output nilai intensitas prioritas yang menghasilkan suatu system yang memberikan penilaian terhadap setiap dosen pembimbing. Sistem pengambilan keputusan ini dapat membantu program studi dalam menentukan dosen pembimbing tugas akhir berdasarkan kriteria dan nilai pembobotan. Hal ini berguna untuk memudahkan pengambilan keputusan yang terkait dengan penentuan dosen pembimbing, sehingga akan didapatkan dosen pembimbing tugas akhir yang paling layak untuk membimbing mahasiswa sesuai core kompetensi program studi.
KARAKTERISITIK SIFAT FISIKOKIMIA TEH HERBAL "SEKAM" (SERAI KOMBINASI KAYU MANIS) SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL Desi Arisanti; Arif Murtaqi Akhmad Mutsyahidan
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 6 No 2 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.104 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v6i2.199

Abstract

Penggunaan serai menjadi produk baru merupakan hal penting sebagai diversifikasi pangan. Serai memiliki kandungan zat anti mikroba, kandungan tersebut berguna khususnya dalam mengobati infeksi pada lambung, usus, saluran kemih dan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah teh herbal dari tanaman serai dengan tambahan kayu manis. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1).Untuk mengetahui kandungan fisikokimia teh herbal serai-kayu manis yang berupa kadar flavonoid, kadar abu, kadar air dan kadar vitamin C. 2). Bagaimana tingkat kesukaan panelis terhadap teh herbal serai-kayu manis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kombinasi teh serai dengan kayu manis yang tepat terhadap tingkat kesukaan panelis yang terbaik adalah perlakuan T1 (warna, aroma) dan T3 (Rasa). Adapun hasil analisis sifat kimia dengan penambahan kayu manis yaitu; kadar air 6.08% (T2), kadar abu 5.84% (T2), kadar flavonoid (T1), dan kadar vitamin C 15.00% (T3). Tingkat kesukaan yang dihasilkan dari 3 perlakuan teh sekam secara keseluruhan dalam taraf netral sampai agak suka oleh panelis adalah perlakuan T2 (daun serai 1,5 g dan kayu manis 0,2 g). Dan dari data hasil analisis kimia teh sekam dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan T2 (kadar air dan kadar abu) dan T3 (vitamin C).
PERBANDINGAN PERFORMA PREDIKSI TINGKAT KEMISKINAN ANTARA BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DAN GENERALIZED REGRESSION NEURAL NETWORK Rina Mamase; Ruli S. Sinukun
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 6 No 2 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.443 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v6i2.210

Abstract

Menurunkan tingkat kemiskinan penduduk merupakan suatu program kerja Pemerintah Indonesia yang hingga saat ini masih berlangsung. Pemberian bantuan secara merata, tepat dan cepat merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menangani masalah kemiskinan. Upaya tersebut dapat diwujudkan dengan penyajian data kemiskinan secara cepat dan akurat melalui prediksi tingkat kemiskinan menggunakan suatu metode yang efektif. Kemiskinan adalah masalah multi dimensional, sehingga diperlukan kesepakatan pendekatan/metode yang dipakai apabila ingin memprediksi tingkat kemiskinan. Masalah kemiskinan tidak hanya berasal dari ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar saja, melainkan ada juga faktor atau indikator lain yang dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan penduduk disuatu daerah/wilayah, seperti indikator pertanian, perdagangan dan industri. Selain penggunaan indikator kebutuhan dasar seperti kependudukan, tenaga kerja, pendidikan, dan kesehatan, penelitian ini juga mencoba menambahkan indikator pertanian, industri, dan perdagangan dalam prediksi tingkat kemiskinan. Metode prediksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Backpropagation Neural Network (BPNN) dan Generalized Regression Neural Network (GRNN). Pengujian dilakukan dengan menggunakan data tingkat kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada tahun 2016 dan 2017. Mean Absolute Percentage Error (MAPE) digunakan sebagai kriteria evaluasi model prediksi. Hasil dari prediksi tingkat kemiskinan diperoleh bahwa metode GRNN memiliki performa 14-16% lebih baik jika dibandingkan dengan metode BPNN.
Pengujian Karakteristik Fisik Jagung Bisi 2 untuk Mendesain Mesin Pemipil Jagung Portabel Moh Fikri Pomalingo; Sjahril Botutihe; Agus Susanto Ginting
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 6 No 2 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.913 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v6i2.186

Abstract

Jagung merupakan salah satu potensi lokal utama di Gorontalo. Komoditi ini dibudidayakan di lahan datar dan lahan miring. Desa Botuwombato merupakan salah satu desa yang penghasil jagung terbesar di Gorontalo. salah satu varietas jagung yang banyak dibudidayakan di Gorontalo adalah Jagung Bisi 2. Salah satu permasalahan yang dihadapi yaitu belum adanya data karakteristik fisik buah jagung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik fisik buah dan biji jagung Bisi 2 sehingga dapat merancang alat dan mesin dan pertanian yang baik dan tepat dalam pengoperasioannya. Pengukuran massa jagung dilakukan dengan menggunakan timbagan analitik dan pengukuran dimensi menggunakan jangka sorong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata massa jagung mencapai 108.6 g. Berat rerata biji jagung yang berada pada ujung, tengah dan pangkal secara berurutan mencapai 19.4 g, 22.2 g, dan 24.2 g. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa dimensi biji jagung terbesar berada pada pangkal buah, sedangkan diameter tongkol terkecil berada pada ujung tongkol dengan nilai 19.4 mm.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT TERHADAP KANDUNGAN VITAMIN C DAN TINGKAT KECERAHAN DALAM PEMBUATAN TEPUNG UBI JALAR, TEPUNG JAGUNG DAN TEPUNG SINGKONG Ika Okhtora Angelia; Abd. Azis Hasan
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 6 No 2 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.436 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v6i2.200

Abstract

The types of plants commonly used to making flour include tubers that have carbohydrates that resemble as wheat, are sweet potatoes, potatoes, corn, and cassava. The problem often faced by food containing carbohydrates is easy to a browning reaction because of the activity of polyphenols and oxidation enzymes which can convert polyphenols into polycarbonate insulation. The defective that causes color changes during storage can be overcome by using additives that are standard and safe for consumption such as Natrium Metabisulfite. The effect of soaking time on Natrium Metabisulfite on the whitish degree of flour will also be studied. This study was conducted to determine Vitamin C level and the whitish degree of flour in the process of making cassava flour, sweet potato flour and corn flour. The research used factorial design with three treatment combinations and each treatment was repeated three times with two factors, soaking length (15 minutes, 30 minutes , 45 minutes) and Natrium Metabisulfite concentration (1 gram , 2 gram , 3 gram). The results showed that sweet potato flour of had the highest significant effect the whitish degree of flour (treatment A3N3) and vitamin C (treatment A2N3). Soaking length and Natrium Metabisulfite had significant effect the whitish degree of flour and vitamin C.
PENGARUH JUMLAH ALIRAN UDARA TERHADAP NYALA API EFEKTIF DARI REAKTOR GASIFIKASI BIOMASSA TIPE FIXED BED DOWNDRAFT MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR TONGKOL JAGUNG. Romi Djafar; Farid Darise
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 6 No 2 (2018): JURNAL TECHNOPRENEUR (November)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.106 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v6i2.211

Abstract

Teknologi reaktor gasifikasi biomassa telah ada sejak abad lampau, namun proses pengembangannya terus dilakukan sampai dengan saat ini. Pengembangan terhadap gasifikasi tersebut mulai dari desain reaktor, sistem cleaning syn-gas beserta cara penentuan parameter operasi untuk mendapatkan performa reaktor gasifikasi yang lebih baik. Salah satu parameter penting dalam proses gasifikasi adalah perbandingan udara aktual terhadap jumlah bahan bakar disebut udara Air Fuel Rasio (AFR). Dalam proses gasifikasi jika AFR yang tidak sesuai akan menimbulkan berbagai persoalan. Misalnya saat AFR terlalu besar maka semakin memperkaya komposisi CO2 dan H2O karena pembakaran semakin mendekati pembakaran sempurna. Sedangkan apabila AFR terlalu kecil maka produk arang yang dihasilkan makin meningkat, jumlah produksi gas yang menjadi sedikit dan panas kalor dihasilkan juga makin rendah, hal ini dipengaruhi oleh jumlah udara yang disuplai yang minimum. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian bagaimana pengaruh suplai udara terhadap proses gasifikasi tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui nyala api terbaik, nyala api efektif dari proses gasifikasi, jumlah komsumsi bahan bakar dan distribusi suhu sepanjang reaktor selama proses pengujian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan reaktor gasifikasi biomassa tipe downdraft sistem batch dari bahan bakar tongkol jagung yang memiliki nilai kadar air sebesar 12%. Untuk mendapatkan hasil penelitian dilakukan tiga perbedaan variasi kecepatan udara masing-masing 15m/s; 10m/s dam 5m/s melalui pengaturan bukaan katup yang terpasang pada pipa nozzle menggunakan alat ukur anomometer digital udara reaktor gasifikasi. Hasil Penelitian menunjukkan hasil analisis berupa Air Fuel Rasio (AFR) aktual berturut-turut 1,6; 1,8 dan 1,1. Dengan Equivalen Rasio (ER) dari setiap pengujian adalah 0,22; 0,25 dan 0,15. Selanjutnya nyala api terbaik diperoleh pada AFR 1.8 dengan Equivalen Rasio 0,25 yang indikasikan dengan nyala api yang kebiruan. Sedangkan total lama operasi proses gasifikasi mulai terjadi nyala api sampai dengan nyala api tersebut padam didapatkan pada pengujian ketiga yaitu 361 menit untuk bakan bakar 5 kg.

Page 1 of 2 | Total Record : 12